Siapa yang menyangkal kondisi guru saat ini lebih cenderung menuntut hak sementara kewajiban mencerdaskan anak didik seakan disisihkan.
Akan tetapi tidak serta merta menimpakan semua kesalahan pada guru. mengingat tugas mencerdaskan bangsa juga tugas orang tua. mereka dipersalahkan ketika keperdulian mereka lemah dalam memberikan Perhatian, pun pembelajaran kepada anak.
Apakah ini disebabkan karena sekolah gratis (SD-SMP)? sehingga orang tua tak begitu perduli karena tidak merasa terbebani mengeluarkan kocek?
Hal lain yang selazimnya jadi perhatin adalah institusi sekolah, dimana kebijakan BOS (bantuan Oprasional Sekolah) diberikan sesuai dengan banyaknya jumlah siswa. sehingga guru mengajar bukan bertujuan mencerdaskan melainkan menyenangkan siswa. prinsipnya jadi yang penting SISWA SENANG, bukan SISWA PINTAR. agar siswa tidak keluar sekolah sebab kalau keluar akan mengakibatkan BOSnya kecil. kalau BOS kecil, Institusi tdk mampu membayar gaji guru dan karyawan. itu kondisi sekolah SWASTA.
Nah Bagaimaa dengan Sekolah-sekolah Negeri, yang gaji pengejarnya sudah diberi oleh pemerintah? negeri juga membutuhkan gaji untuk tenaga honorer, dan yang tidak kalah penting adalah butuh SRIPILAN, makanya kepala sekolah negeri sekarangg REJEH, pada bisa beli mobil.
Ketika ada tender seperti DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk pembangunan dan pengadaan alat peraga sekolah, rame-rame menjarah dengan memotong persenan, tak perduli kwalitas bangunan ataupun alat, yg penting bisa dapat sripilan banyak, ditambah ketika ada aspirasi untuk sekolah, beh... lebih-lebih potongan persenan bisa sampai 50%, makanya dewan lebh suka mengalokasikan aspirasinya utk sekolah/madrasah ketimbang utk membangun infrastruktur jalan, atau fasilitas-fasilitas yg lebih umum. karena dengan mengalokasikan ke sekolah mereka juga akan mendapatkan cash back lebih.
Kemudian kita sebagai warga juga menanyakan kemana kerja hukum, padahal lahan paling empuk untuk korupsi jelas saat ini ada di pendidikan karena anggaran untuk pendidikan jauh lebih besar ketimbang alokasi anggaran untuk departemen yang lain.
Akan tetapi tidak serta merta menimpakan semua kesalahan pada guru. mengingat tugas mencerdaskan bangsa juga tugas orang tua. mereka dipersalahkan ketika keperdulian mereka lemah dalam memberikan Perhatian, pun pembelajaran kepada anak.
Apakah ini disebabkan karena sekolah gratis (SD-SMP)? sehingga orang tua tak begitu perduli karena tidak merasa terbebani mengeluarkan kocek?
Hal lain yang selazimnya jadi perhatin adalah institusi sekolah, dimana kebijakan BOS (bantuan Oprasional Sekolah) diberikan sesuai dengan banyaknya jumlah siswa. sehingga guru mengajar bukan bertujuan mencerdaskan melainkan menyenangkan siswa. prinsipnya jadi yang penting SISWA SENANG, bukan SISWA PINTAR. agar siswa tidak keluar sekolah sebab kalau keluar akan mengakibatkan BOSnya kecil. kalau BOS kecil, Institusi tdk mampu membayar gaji guru dan karyawan. itu kondisi sekolah SWASTA.
Nah Bagaimaa dengan Sekolah-sekolah Negeri, yang gaji pengejarnya sudah diberi oleh pemerintah? negeri juga membutuhkan gaji untuk tenaga honorer, dan yang tidak kalah penting adalah butuh SRIPILAN, makanya kepala sekolah negeri sekarangg REJEH, pada bisa beli mobil.
Ketika ada tender seperti DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk pembangunan dan pengadaan alat peraga sekolah, rame-rame menjarah dengan memotong persenan, tak perduli kwalitas bangunan ataupun alat, yg penting bisa dapat sripilan banyak, ditambah ketika ada aspirasi untuk sekolah, beh... lebih-lebih potongan persenan bisa sampai 50%, makanya dewan lebh suka mengalokasikan aspirasinya utk sekolah/madrasah ketimbang utk membangun infrastruktur jalan, atau fasilitas-fasilitas yg lebih umum. karena dengan mengalokasikan ke sekolah mereka juga akan mendapatkan cash back lebih.
Kemudian kita sebagai warga juga menanyakan kemana kerja hukum, padahal lahan paling empuk untuk korupsi jelas saat ini ada di pendidikan karena anggaran untuk pendidikan jauh lebih besar ketimbang alokasi anggaran untuk departemen yang lain.
Demikian kiranya pendidikan masyarakat terbelakang, wallahu a'lam bissowab.
Comments :
0 komentar to “Persenan dilingkungan Pendidikan Kita”
Posting Komentar