Minggu, 20 Agustus 2023

Sekedar Pengantar Politik

 Oleh Syamsul Maarif

Aristoteles menyebut manusia sebagai makluk sosial dengan istilah "Zone Politicon" yang tak lain memiliki pengertian bahwa manusia merupakan makhluk sosial, makhluk yang selalu berhubungan dengan manusia lainnya bahkan ingin menguasai manusia yang lain atau paling tidak menguasai dirinya sendiri.

Salah satu kebutuhan 'binal' manusia dalam bersosial adalah berkuasa. Menurut Ashar Sunyoto Munandar (2004), kebutuhan untuk berkuasa (need for power = n Pow) adalah keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain.

Untuk menguasai manusia maka semestinya kita pahami bahwa manusia terdiri dari Jiwa dan Raga. Oleh karena itu ada dua pendekatan untuk menguasai manusia, yaitu; 1) represif dan 2) hegemonik.

Pendekatan represif biasanya melalui kekerasan, dipukuli, diborgol, dipenjarakan, bahkan dibunuh.

Dulu pada zaman orde baru kita mengenal represif state aparatus, dimana mereka yang yang tidak sejalan dengan idealogi penguasa dipukuli, dipenjarakan, bahkan ada yang hilang, pun dibunuh.

Sementara pendekatan hegemonik muncul atas kesadaran bahwa manusia memiliki Jiwa, pikiran yang apabila dipenjarakan ternyata gagasannya masih tetap membumi. 

Seperti Soekarno dibui pada era perjuangan kemerdekaan, Buya hamka dipenjarakan pada era soekarno (orde lama), Pramudya Ananta pada era Soeharto, dan mungiin juga bisa dipahami di era sekarang.

Faktanya meskipun mereka yang dipenjara, pikiran, ide dan gagasannya masih terus bisa hidup, bahkan didengar oleh banyak orang.

Oleh karena itu pendekatan hegemonik dilakukan dengan cara membuat wacana, narasi yang disebar lewat media, buku, dan ceramah-ceramah dengan tujuan agar manusia yang mendengar, melihat akan terpengaruh dan mengamini hingga sejalan dengan ide dan gagasan penguasa.

Pada zaman orde baru pendekatan ini dikenal dengan hegemonical state aparatus. Tindakannya yang dilakukan pemerintah pada zaman itu, semua wacana yang tersebar ke masyarakat harus melalui badan sensor negara.

Mencermati kondisi bangsa dewasa ini, kita sebagai Rakyat Indonesia, sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di negara demokrasi, yang menganut "Vox Populi Vox Die" yang bermakna "Suara Rakyat adalah suara Tuhan".

Sudah semestinya atau sudah saatnya memahami politik, dan menjadikan politik sebagai kebutuhan yang harus kita konsumsi, kita pahami, agar kita tidak mudah di adu domba, tidak mudah dikangkangi penguasa, tidak mudah dibodohi elit yang berkuasa.

Kita sudah semestinya sadari bahwa mereka yang sedang berkuasa cenderung ingin melanggengkan kekuasaan, dan penguasa yang langgeng mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang korup. Sebagaimana dipesankan oleh Lord Acton : "Power tends to corrupt, absolute power tends corrupt absolutely.

Comments :

0 komentar to “Sekedar Pengantar Politik”

Posting Komentar

Syamsul Maarif

Syamsul Maarif
Seminar Pendidikan

Pelanggan

Kontak

Bagi yang mau kirim tulisan, kritik, saran atau pasang iklan silahkan email ke via e-mail: syamsulm77@gmail.com
Kontak: Syamsul Maarif, tinggal: dk Sanjaya, Manggis, Sirampog, Brebes.
BlogCatalog Blog Directory

  © Blogger template syamsul by endiananews.com 2011

Back to TOP