Sabtu, 18 November 2023

Sebuah Catatan Oto Kritik


Oleh Syamsul Maarif, SS., M.Pd


Bersama beragam simpul relawan yang mencapai 700an simpul bahkan lebih. Kami berkumpul, menyimak, berdiskusi dengan mereka, banyak dari mereka dulunya adalah para relawan 02, sering saya dengar dari mereka mengatakan; "ingat 2019, 02 kalah karena dicurangi". Saya diam, meski dalam benak menjawab fakta hukumnya 02 kalah.

Terus terang setelah mencermati beberapa relawan "eks 02", ada sisi yang menurut saya menjadi catatan penting dan boleh jadi ini menjadi sumber petaka kekalahan 02. Yaitu cara kerja reaktif reaksioner mereka membuat saya mengelus dada dan menggaruk kepala meski tidak gatal.

Mungkin tidak semua, saya mengakui mereka bekerja benar-benar dengan rela, hanya saja lemah dalam mengkonstruksi konsep dan gerakan pemenangan yang terukur dan sistematis sehingga tidak terjadi masif sampai ke akarnya.

Contoh kecil cara mereka rapat saja, sering kali tema atau bahasan dalam rapat kurang fokus, sehingga pembahasan melebar kemana-mana. Ironisnya kecenderungan hasil rapatnya apa yang dikerjakan apa, tidak sesuai dengan apa yang menjadi keputusan rapat, selesai sudah ditataran bicara, tanpa memproses tindak lanjut kerja nyata yang membuahkan fakta, sehingga melenceng jauh dari cita-cita.

Tapi wow! Lantangnya suara mereka dalam bicara mengalahkan toa, seolah-olah merekalah yang paling dari semuanya. Sepertinya Mereka tuntas puas hanya dalam dunia imaginernya mereka sendiri dan lupa atau mungkin sungkan untuk menjalankan proses mencapai klimaknya. Bisa dibilang ejakulasi dini dirapat, minus diaksi lapangan yang semestinya.

Contoh lain bilangnya hasil survey bohong, survey bayaran, coba kalau jujur pasti menang. Hallooo.. di TPS kalian bagaimana, di Daerah sekitar kalian bagaimana? Jangan hanya membeo, percaya klaim dari influencer yang memang begitu, justru yang terpenting masing-masing kita kembali ke wilayah sekitar kita sendiri.

Kawan... berpolitik itu mempunyai tujuan berkuasa. Karena yang hendak dikuasai manusia, maka setidaknya harus menggunakan dua pendekatan yang dilaksanakan saling bersaut, karena manusia terdiri dari Jiwa dan Raga. Pertanyaannya bagaimana menguasai Jiwa dan Raganya?

Okelah untuk menguasai jiwa diperlukan wacana yang digaungkan lewat berbagai macam media baik lisan maupun tulisan, baik sekedar audio, pun yang langsung visual, yang berdurasi pendek maupun panjang, melalui panggung ceramah ataupun panggung hiburan. Ya, bermacam cara itu bertujuan menghegemoni para pemirsa atau pendengarnya sehingga mereka mengamini, meyakini dan menjalankan apa yang pembicara atau penulis sampaikan.

Pendekatan itu disebut dengan pendekatan hegemonik tujuannya menguasai jiwanya, dan ini hampir masif dilakukan oleh para influencer.

Selanjutnya Bagaimana menguasai raganya? Cara klasik dengan pendekatan represif yaitu dipukuli, diikat, diborgol, dipenjara, bahkan ada yang menggunakan cara dengan membunuhnya. Dalam pemillu cara itu barbar dan kuno meski ada juga mungkin yang masih melakukannya. 

Cara yang sedang marak berkembang dilakukan oleh penguasa adalah dengan intervensi, ancaman-ancaman sebagaimana yang kita simak di media-media sekarang marak diberitakan. Ingat, tujuan raga dikuasai agar pada saat kampanye bergerak untuk memenangkan atau endingnya ketika di TPS mereka mencoblosnya.

Masing-masing orang mempunyai cara yang boleh jadi berbeda.. Dulu orang mengikat menggunakan tali, sekarang di situasi kondisi ekonomi yang "rungkad", ikatan bukan tali lagi melainkan menggunakan uang, sembako, bahkan ada yang mengikat dengan kulkas, hingga ancaman pencopotan atau pemindahan jabatan bagi para pegawai.

Yang murah meriah dan terkadang sering mengalahkan cara-cara diatas ialah dengan ikatan silaturrokhim, ajak ngobrol bukan berdebat, beri informasi yang benar hindari kebohongan, jabat erat tangannya dengan salam, sentuh dengan suri tauladan, rangkul badannya dengan kasih sayang, niscaya mereka akan mengikuti apa yang kita yakini.

Sehingga pertanyaannya, sudah berapa tetangga kita yang kita ajak, kita silaturrokhimi, kita beri informasi yang benar bukan informasi hoak dari potongan-potongan video pendek yang sering kali tanpa memahami kontek dan penuh kebohongan. Maka penting kitanya juga memahami siapa sebenarnya dan apa yang sebenarnya (menguasai produk knowlege) agar dalam kita memberikan informasi detail komplit dan komprehensif.

----

Menyimak pembicaraan, banyak relawan sedang mementingkan eksistensi dirinya atau kelompoknya. Sehingga terjadi kesulitan untuk berkolaborasi bersinergi. Padahal saya yakin semua simpul relawan memiliki kelebihan yang boleh jadi justru saling mengisi, saling melengkapi. Sehingga ketika disinergikan kekuatan-kekuatan mereka justru menjadi kekuatan yang kombinatif dan sangat dahsat.

Tinggal masing-masing relawan berani melakukan analisis SWOT pada simpulnya sendiri untuk kemudian disampaikan apa adanya, endingnya dipadukan dikolaborasikan semua simpul yang ada.

Bukan malah mementingkan ego, wah berabeh itu, hancur. Ada orang lain yang ditunjuk jadi tim nasional, dirinya tidak ditunjuk, eh iri, reaktif dengan sikap marah, gak rela, melawan, seolah dirinya paling hebat, lebih senior, lebih dari yang ditunjuk, padahal belum tentu juga.

Kawan ... Mari kita kembali ke tujuan awal, kita meyakini Indonesia sangat membutuhkan perubahan, kita butuh pemimpin yang mampu menata Negera Indonesia ini lebih baik. Kita sama-sama ingin hadirnya keadilan di segala sektor, kita ingin merasakan pemerataan kemakmuran dari sabang sampai marauke, dari timor hibgga pulau rote.

Kita ingin pemimpin yang mampu tandang dikancah global untuk menghadapi tantangan geo politik dan geo ekonomi global. Kita ingin pemimpin yang jujur (Sidik), terpercaya (amanah), cerdas (Fatonah) dan pandai bertutur menyampaikan gagasan (Tabligh).

Dan kita meyakini jawabnya yang mampu adalah Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden yang dwi tunggal di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.

Untuk itu kemudian kita berjuang bersama dalam rangka merubah nasib kita hingga keturunan kita dan mencapai tujuan bersama yaitu rakyat mendapatkan keadilan dan kemakmuran yang merata, tangganya adalah memenangkan Amin di Pemilu 2024 untuk duduk jadi Presiden dan Wakil Presiden, puncak piramidanya adalah kemenangan Rakyat Indonesia mendapatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai cita-cita dalam pembukaan UUD 1945.

Comments :

0 komentar to “Sebuah Catatan Oto Kritik”

Posting Komentar

Syamsul Maarif

Syamsul Maarif
Seminar Pendidikan

Pelanggan

Kontak

Bagi yang mau kirim tulisan, kritik, saran atau pasang iklan silahkan email ke via e-mail: syamsulm77@gmail.com
Kontak: Syamsul Maarif, tinggal: dk Sanjaya, Manggis, Sirampog, Brebes.
BlogCatalog Blog Directory

  © Blogger template syamsul by endiananews.com 2011

Back to TOP